Minggu, 22 September 2013

Menyapih Umar

"Ibuuu....ade nenen..." ucap Umar..
"abang Umar ?" tanya saya
"U..u..(baca :susu)" jawab Umar...

Begitulah penggalan kalimat antara saya dan Umar. Alhamdulillah sejak Agustus 2013 lalu, tepatnya sejak usia Umar 2 tahun, ia sudah sukses disapih :)

Sejak pertama kali menyusui memang saya berniat untuk bisa menyusui anak-anak saya hingga usia 2 tahun. Hal itu, saya terapkan pada Umar kala itu. Perjalanan menyusui selama dua tahun tentu bukan perkara yang mudah bagi saya. Ada kalanya Asi yang keluar sedikit, padahal usia Umar saat itu belum genap satu tahun, ditambah kndisi saya yang saat itu sedang hamil yang kedua. Huff...kadang banyak, kadang sedikit, kadang melimpah, kadang tak keluar sama sekali. Alhamdulillah 'ala kulli haal...

Kondisi yang parah saat menyusui yaitu ketika usia Umar 1,5 tahun dimana Asi saya tidak keluar setetes pun. Saya khawatir sekali, bingung. Akhritnya saya dan suami memutuskan untuk memberikan Umar susu tambahan, UHT. Sampai akhirnya saya memasuki usia kehamilan tujuh bulan, asi saya berubah warna menjadi bening, seperti kolostrum. Lalu saya konsulasikan ke dokter kandungan, menurutnya perubahan warna dan rasa asi itu merupakan hal yang wajar. Karena secara otomatis Asi akan memproses susu baru untuk bayi yang dikandung. Subhanallah.. jadi Umar dapat kolostrum dua kali :)

Saran dokter kandungan, kalau saat menyusui lalu terasa seperti kontraksi, harus berhenti sebentar dan me-rilex-an badan. Saat usia kandungan tujuh bulan, saya sering mengalami hal itu, saat sedang menyusui Umar tiba-tiba perut terasa kencang. Masa-masa itu juga masa terberat buat saya. Entah kenapa saat saya menyusui Umar, saya sering merasa melow dan sedih. Sering kali saya juga terbawa perasaan marah sama Umar, karena intensitas menyusu dan sering dan lamaaa. Saya jadi BT. Hmm..mungkin karena perubahan hormonal, psikologis, ditambah perut yang semakin membesar memvatasi ruang gerak saya. Tidur miring salah, terlentang salah, pokoknya serba salah banget.

Saya pernah ngobrol dengan beberapa ibu-ibu yang sudah sedang menyapih anaknya. Diantara mereka ada yang bercerita bahwa saat ia menyapih anakanya, ia menggunakan odol/pasta gigi yang ddioleskan di areolanya. Tujuannya, agar anaknya tidak mau menyusu karena rasa odol yang pedas. dan cara-cara lain dengan menggunakan bumbu-bumbu atau aroma yang pahit untuk menyapih anak. Hm..yaa sah-sah aja sih. Tapi, kalau saya pribadi, saya lebih memilih cara diskusi dengan anak tentang menyapih. Lagipula, menurut saya lho, apa cara-cara seperti itu malah menjadikan anak takut akan rasa pahit, pedas, atau rasa-rasa yang tidak enak lainnya ya? Padalah hidup ini, tidak melulu dengan rasa manis.....hehehe.. well, just my opinion :p

Lanjuuut....

Lalu saya membuat rencana baru buat Umar. Saya mulai membatasi jumlah dan waktu menyusunya. Dalam satu hari umar hanya boleh menyusu dua kali, yaitu waktu tidur siang dan malam, dengan waktu sepuluh menit. Alhamdulillah rencana itu lumayan berhasil sambil terus berbicara dengan Umar bahwa sebentar lagi ia akan mempunyai adik bayi. Awalnya umar selalu menangis dan menunjukkan ekspresi tidak suka saat saya mengatakan bahwa ia akan mempunyai adik bayi dan akan berhenti nenen. Sampai hari itu tibaa....

Umar menagis kencang sekali, sekencang-kencangnya di rumah sakit saat ia melihat saya menyusui adik Ali. Takjub. Mungkin yang ada di benak Umar ialah miliknya satu0satunya yang hampir dua tahun menjadi kepunyaannya seorang telah diambil adik bayi dan dia harus BERBAGI. Tidaaaaaak........

Siasatnya ialah TANDEM ASI. Satu kata buat tandem asi, Melelahkan....hufff...tapi mau bagaimana lagi? Saat itu cuma tandem yang jadi andalan saya saat Umar liat adiknya sedang menyusu. Mulai saat itu, saya kembali membatasi jumlah dan waktu menyusu Umar. Dalam satu hari, ia hanya boleh menyusu SATU KALI, yaitu waktu tidur malam dengan waktu 5 menit. I use stopwatch, Really..hehehe
Sambil terus menerus saya katakan pada Umar, bahwa bulan Agustus nanti usia Umar sudah dua tahun, dan itu tandanya Umar harus berhenti menyusu. Setiap malam saya lakukan itu. Senjata saya ialah susu UHT. Kalau Umar mau nyusu, saya tawarkan susu UHT dan dia mau, alhamdulillah.

Dan..tiba saatnya ketika usia Umar dua tahun, saat dia sudah siap tidak lagi menyusu dan minum susu UHT.


Baarakallahu fiik ya bunayy :)


Rabu, 18 September 2013

Dan..kau tak kembali

Dan..kau tidak kembali
Sampai saat ini
Sampai hari ini
Sampai aku menulis surat ini...untukmu...

Ya..sejak hari itu
Sejak malam itu
Terakhir kalinya aku melihatmu
Kini...kau belum juga kembali

Malam itu, malam kepergianmu
Saat kami baru saja tiba 
dari suatu tempat yang tak jauh
Kau menunggu di dalam rumah
Bersama teman kesayanganmu
Teman yang mengerti bahasamu

Kami datang
Kau duduk..seperti biasa di kursi itu
Kau berharap aku menuangkan sedikit makanan untukmu
Tapi aku terlalu lelah
Seharian berkutat dengan aroma rumah sakit

Lalu, kau pergi..
Seperti hari-hari biasanya
Kala malam kau keluar dan kembali di pagi hari..
Untuk makan

Tapi..tidak dengan pagi itu
Kau belum juga datang..
Ku tunggu kau hingga waktu siang...sore..lalu malam

Ku tunggu kau 
1 hari...
2 hari...
1 minggu...
sampai 4 bulan hingga kini..
Tak jua ku lihat ekor pendekmu
Kau tidak kembali

Aku sudah mencari
Tapi, kau tak ada
Aku tak tau harus mencari kemana lagi
Aku tak tau apa yang terjadi padamu...pada malam kepergiannmu
Hingga kau tak kembali sampai saat ini...

Buntel...
Mungkinkah kau masih ada.....

Selasa, 17 September 2013

'Ali dan Pusar

Assalamualaykum...

hehehe...(apaa coba pake ketawa)..

hm...pernah ngalamin pusar bayi yang baru puput trus bau ga? saya pernah.. baru kali ini ngalamin kalo puput pusar bayi bisa bau. soalnya pengalaman waktu umar puput pusar dulu, gak bau.
awalnya, ali, anak kedua saya puput pusar sekitar 10 hari setelah lahir. lumayan cepet lah ya. pas puput pusarnya itu juga gak bau, tapi emang agak lembab dan sedikit berdarah. iyaa..berdarah. yaah, gak banyak tapi setiap saya lap dengan kain kasa pati ada darah yang nempel di kain kasa.

penasaran, akhirnya saya bawa ali ke dokter anak di rumah sakit tempat lahirannya. saat di cek oleh dokter, beliau bilang memang bau dan khawatir infeksi. lho...kok infeksi? padahal gak diapa-apain kok tuh puser, kenapa bisa infeksi? gak berapa lama, masih diruangan dokter anak, lalu sang dokter memberi resep antibiotik untuk diminumkan ke ali. kaget dong saya, masa bayi 10 hari mesti minum antibiotik. lalu, suami saya bilang, apa gak ada alternatif lain selain antibiotik. soalnya saya kan niat asi exlusif, tanpa tambahan apapun. kata dokter anak, ada sih salep buat dioles ke puser, tapi dokter juga gak yakin kalau salep itu ampuh untuk mengobati puser ali yang bau. dalam hati saya, apa separah itu ya pusernya ali sampe dikasih antibiotik untuk diminumkan segala?

setelah keluar ruangan dokter dengan membawa secarik kertas resep bertuliskan "AMOX (amoxilin), suami saya langsung googling cari-cari info tentang puser bayi yang bau.kesimpulan dari hasil googling, bahwa banyak orang tua yang juga mengalami kasus seperti saya. puser anak yang baru puput bau dan mengeluarkan bercak darah. lalu, penanganan para orang tua tersebut juga gak dikasih obat macam-macam, cuma rajin dibersihkan dan ditutup dengan kain kasa steril, juga harus diganti setiap kali bayi pipis. haaaah(nafas lega) alhamdulillaaah... akhirnya kami pulang tanpa menebus obat (sudah 2 kali ke dokter anak, dibekelin resep obat dan GAK DITEBUS) hehee

besokannya, akhrnya kami memutuskan untuk cari second opinion ke dokter di markas sehar. ketemulah kami dengan dr.arum. sungguh, melegakan sekaligus menyenangkan. dr.arum sangat menenangkan kami. bagaimana tidak..saat kami masuk ke ruangannya langsung disambut dengan senyum dan ucapan subhanallah saat melihat ali. kami ceritakan ihwal kedatangan kami. setelah dr.atum "mewawancarai" kami dengan pertanyaan-pertanyaan standar seputar ali, lalu dr.arum mulai memeriksa seluruh badan ali. so detaiiil..... :)
mulai dari perkembangan fisik sampai kemampuan-kemampuan awal bayi dijelaskan oleh dr.arum. daaan..yang paling melegakan tentu masalah puput pusar ali yang bau. dr.arum bilang bahwa bau dari pusar ali masih wajar, dan darah yang menempel juga masih wajar, yang paling penting tidak perlu dikasih antibiotik. pananganannya, harus sering dibersihkan. insya Allah dalam waktu 1 minggu akan hilang bau dan darahnya. bau pusar ali kemungkinan dikarenakan daerah yang lembab di sekitar pusar. saat itu dr.arum juga menyarankan kalau ali tidak harus selalu mandi 2 kali sehari (emang emaknya kerajinan sih..hehe). walaupun jarang dimandiin, bayi akan tetap harus kok, katanya..hehehee....

akhirnya, kali ini perasaan kami benar-benar lega dan tenang..lalu kami pun pulang tanpa obat satupun...hehe..bukannya kami anti obat ya, bukaaan..bener deh.. tapi kami yakin kok, obat akan bekerja dengan baik sesuai porsinya, alias tepat guna dan tepat sasaran...(piissss)

alhamdulillah..seminggu setelahnya pusar ali sudah bersih dari darah dan tidak bau lagi....:)

sekarang usia ali sudah memasuki 6 bulan..prepare for MPASI..yuk ntar sore ke markas sehat lagi...hehee



                                              gambar dari http://redboxmedicalplus.wordpress.com/

Hamnah, antara Nursing Strike dan Gagal Tumbuh

Tiga bulan lalu, Hamnah tiba-tiba saja menolak untuk nenen. setiap kali saya tawarkan untuk nenen, dia selalu menjerit dan menangis. saya ...