Tampilkan postingan dengan label Ali. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ali. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Juli 2019

school of me

bismillah...

alhamdulillah, udah hampir dua minggu ini bapaknya umar punya waktu yang lebih banyak di rumah. setelah melalui pemikiran yang alot dan panjang sejak tahun lalu, akhirnya diputuskan bahwa mulai tahun ajaran ini bapake sudah resign dari sekolah. sedih? ya pastilah. sudah empat tahun membersamai anak-anak di sekolah tiap hari, eh tiba-tiba jadi di rumah aja seharian. eits, tapi ini demi misi yang jauh lebih penting, lho. duile, misi apaan sih?
mau tau? apa mau tau banget?
hahahhahaa
jadi gini pemirsah.
sebenernya udah lamaaaa banget bapake tuh bercita-cita pengen punya sekolah sendiri, selain punya toko mainan sendiri ya tentunya hehe. iya bener, doi pengen banget punya sekolah dan muridnya ya anak-anaknya sendiri. yaa model homeschooling gitu lah, bukan sekolah formal.
awalnya kita pengen umar yang ikut homeschooling, tapi berhubung umarnya lebih seneng belajar di sekolah daripada di rumah, yasudah deh homeschooling hanya jadi wacana belaka (serius lho ini bukan alasan kalo emaknya males hahaha). Dan sampai saat ini umar masih betah di sekolahnya, alhamdulillah. karena sebenernya umar itu tipe anak yang mudah untuk belajar. dia itu bisa duduk tenang dengerin gurunya, yaa minimal bisa duduk tanpa jalan-jalan atau nengok kanan-kiri deh.
tapi kalau ali, hm, ini agak gimana gitu hahaha. ali itu jauuh lebih aktif dan gak bisa diem. tingkat distract nya tinggi, emosinya juga naik turun, gampang meledak-ledak, tapi sensitif banget anaknya. puyeng gak? kadang marah meledak-ledak, semenit kemudia dia bisa nangis sesengukan. perasa banget anaknya, persis kayak emaknya hahaha.
jadi, atas dasar keunikan ali itulah, bapake memutuskan untuk turun gunung ngajarin sendiri anaknya. biar apa? biar tepat sasaran aja. karena kan kita orangtuanya tau bangaimana cara menghadapi tipe anak seperti ali. lagipula, ali seneng banget diajarin bapaknya lho.
"ali mau di sekolah abang atau mau belajar sama bapak?" tanya saya kepada ali
"mau sama bapak"
begitu mulu jawabannya, ya seenggaknya sampai saat inilah. tau dah besok-besok.
hihihii
 jadi, alhamdulillah, udah dari taun lalu kita buka kelas belajar untuk anak-anak. belajarnya sih baru ngaji aja, sama calistung lah dikit-dikit. muridnya juga cuma lima anak dan jam belajarnya cuma satu setengah jam, seminggu tiga kali. dan tahun ini alhamduilillah sudah ada dua kelas, yaitu kelas SD san TK. Ali dan keempat temannya masuk ke kelas SD belajar sama bapak fajar. sedangkan untuk kelas TK saat ini ada tiga murid dan belajarnya sama saya. 
emang loe bisa ngajar, rhan? ENGGAK!
bener deh, ngajarin anak-anak itu susyaaaaahnya masyaAllah. dan saya sama sekali gak punya basic ngajar atau pendidikan keguruan. trus kok saya mau? nekat? yaa nggak juga lah. saya cuma merasa kira-kira apa ya yang bisa saya lakuin untuk orang-orang disekitar saya. khususnya untuk anak-anak saya sendiri. awalnya cuma mau ngajarin anak sendiri, eh ada temen yang minta anaknya juga ikut belajar di sini, ya uwis kita jadi belajar sama-sama. sampai akhirnya saya menyadari bahwa ngajarin anak sendiri itu lebih susaaaah dibandingkan ngarin anak orang. kenapa? menurut saya, saat saya ngajarin anak saya sendiri, saya mematok standar yang tinggi untuk mereka. mereka harus bisa ini, bisa itu, hafal ini, hafal itu, yang pada akhirnya bikin saya stres sendiri, capek sendiri. tenaga saya habis untuk berpikir kenapa anak saya belum bisa ini, belum bisa itu, belum hafal ini, belum hafal itu. lelaaah kan. padahal yang harusnya saya tau kalau yang kita ajarin itu seorang anak dengan keunikannya, bukan robot. dan akhirnya, saya menurunkan standar jauuuuh dan mulai memahami bawa belajar itu proses, butuh waktu yang lama plus butuh kesabaran ekstra. apalagi dengan tipe anak yang beda-beda, gak bisa pake satu standar untuk semua anak, ya gak. (sumpah ini gw ngomong apaan sih, kayak bener aja hahaha).
yaa intinya gitu lah, learning by doing, banyak nanya sama suami yang kebetulan sudah lebih dulu jadi guru dan punya banyak pengalaman tentang ngajarin anak-anak. banyak diskusi, banyak nanya, banyak curhat, banyak minta pendapat, dan banyak minta duit, eh hahaha maap keceplosan. yaa gitu lah obrolah hari-hari kita gak jauh-jauh dari tema sekolah anak dan tema keuangan rumah tangga tentunya ya.
oia, ini minggu pertama anak-anak belajar di rumah kami. exited, deg-degan, riweuh, dan perasaan campur aduk lainnya yang saya rasain. masalahnya kita bukan cuma ngajarin anak sendiri, tapi ada enam anak orang lain yang harus kita ajarin juga. tentunya ya tanggung jawab dan bebannya jauh lebih berat lagi.
mudah-mudahan berawal dari sekolah kecil ini, impian bapake pengen punya sekolah sendiri pelan-pelan bisa terrealisasi. sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat anak, sekolah yang fun, santai, dan yang penting anaknya suka. first thing first, pilih yang paling prioritas diantara yang prioritas. karena kelak kita akan ditaya tentang waktu yang kita habiskan selama di dunia untuk apa. seperti nama sekolah kita, school of me, sekolah yang gw banget gitu lho simple nya hahaha. maap yak gak kreatif nyari nama sekolah. etapi, ini nama school of me udah ada dari beberapa taun lalu sebelum sekolahnya ada bahkan. pokoknya yang penting ada namanya dulu lah, ya gak?
doain juga ya pemirsah, mudah-mudahann kita istiqomah sampe kelar enam tahun tingkat SD. abis itu mereka mau sekolah formai, pesantren atau mau lanjut homeschoolingnya, it's up to them lah. yang penting mereka bahagia, gembira riaaaaa.
sekian deh tulisan ini berhubung anak bayik udah ikutan ngetok-ngetok laptop, daripada dia makin rusuh lebih baik kita sudahi saja yaa :)





Selasa, 19 Mei 2015

Orangtua durhaka, Mungkinkah?

Bismillah...

Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Setiap bayi yang dilahirkan pasti dalam keadaan fitrah (bertauhid). Ibu bapaknyalah  yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim)
---

Mulai nulis lagi sambil dihantui perasaan galau. Berawal saat saya membaca sebuah buku yang sudah lama saya beli tapi kayaknya belum pernah terjamah.
sumber foto : http://www.fajarilmubaru.com.

Baru baca mukadimahnya aja berasa kayak ditampar-tampar, terus mikir. Kenapa baru kebaca nih buku?
Lalu, otak saya seperti kosong melompng, kayak kaleng biskuit kosong kalau dipukul nyaring bunyinya karena ga ada isinya :(. Apa saya selama ini sudah menzalimi anak-anak saya tanpa sadar?
Ada sebuah kisah yang pernah terjadi pada zaman khalifah Umar bin Khottob radhiallahu'anhu, begini kisahnya :
              Pada zaman kekhalifahan Umar bin khottob radhiallahu'anhu datanglah seorang bapak yang mengadukan anaknya yang telah mendurhakainya. Khalifah Umar kemudian mengirimkan untuk memanggil anak tersebut. Ketika anak itu datang, khalifah bertanya kepadanya apakah benar ia durhaka kepada bapaknya. Sang anak menjawab, "Bapak saya telah memilihkan ibu yang melahirkan saya seorang hamba sahaya yang akhlak dan rupanya sangat jelek. ia tidak pernah mengajariku akhlak yang baik dan bapak pun tidak pernah memedulikan didikan akhlakku oleh ibuku." Setelah mendengar jawaban tersebut, khalifah Umar bertanya kepada sang bapak apakah yang dikatakan anaknya benar. Sang bapak terdiam. Khalifah Umar kemudian berkata pedanya, "Engkau telah durhaka kepada anakmu sebelum anakmu durhaka kepadamu."
Subhanallah, semoga kita sebagai orangtua terhindar dari durhaka kepada anak. 

Begitu besar peran dan tanggung jawab orangtua terhadap anaknya. Tidak setiap orangtua dikehendaki keturunan oleh Allah. Orangtua yang dikehendaki keturunan oleh Allah memiliki tanggung jawab yang berat, tidak hanya di duni tapi juga diakhirat. Kebutuhan materi ternyata tidak cukup bagi anak-anak. ebutuhan akan penddikan agama, akhlak yang baik, kasih sayang, cinta kasih, belaian justru paling dibutuhkan oleh anak. Bukan hanya menyiapkan anak agar menjadi pribadi yang mapan, tetapi juga menyiapkan anak menjadi pribadi yang soleh, mandiri, tanggung jawab dan akhlak baik lainnya. alu, darimana semua itu di dapat? Ya dari orangtua. 
Saya jadi berpikir lagi, mungkin gak ya kelak ada kurikulum atau materi khusus kayak "how to be a good, nice, loveable parents?" Materi ini bisa diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak remaja. Setiap orang berkeinginan untuk menikah dan memiliki keturunan, dan masa-masa dalam rumah tangga itu ternyata butuh ilmu, gak cuma modal uang. Masa-masa remaja kan masa transisi dari anak menuju jenjang dewasa. Masa akil baligh yang secara sistem repoduksi sudah matang. 
Nah, kembali ke kurikulum atau materi khusus itu, mungkin saya bisa diselipin sebagai salah satu mata pelajaran di SMA gitu, karena (menurut saya) itu pasti akan berguna banget. 
Saya jadi inget sama diri saya sendiri. Awal-awal nikah masak telor balado ada gosong dan kuning telornya belum matang. Bener-bener cuma bisa masak mie rebus sama air aja. Mau masak nasi mesti telpon temen saya dulu, terus dia kasih tutorial dari awal beras dicuci sampe masak beras jadi nasi aron baru deh berasnya dikukus. Amazing lah.Belum lagi keterampilan-keteramplan lain, kayak cuci baju, jahit celana yang robek, masak yang sehat, ganti bohlam, sampe betulin tangan robot-robotan Umar yang patah.Itu baru keterampilan-keterampilan dasar, gimana kalau sudah punya anak? Pastinya lebih banyak ilmu pendidikan anak uyang mesti kita cari. Nah, kalau materi kerumahtanggaan itu bisa menjadi salah satu mapel di SMA, mungkin beberapa fasilitaror yang akan mengisi seperti :
1. Koki buat ngajarin bagaimanan bikin makanan sehat dan MPASI;
2. Tukang Jahit, buat ngajarin cara jahit celana atau baju robek;
3. Psikolog, Pekerja Sosial, dan semacamnya untuk membekasi ilmu pskologisnya;
4. Tukang ledeng dan kawan-kawannya untuk ngajarin cara sederhana betulin kran bocor atau masang bohlam;
5. Entrepreneur, buat ngajarin cara berbisnis bagi ibu rumah tangga tanpa keluar rumah;
6. Apa lagi ya (tambahin dong :p)

Yaa..gitu deh kira-kira, banyak banget yang yang mesti dipelajari sebagai orangtua. Akan lebih baik lagi jika itu semua sudah dipersiapkan sejak anak remaja agar mereka bisa menyiapkan diri dengan baik dan matang. Insya Allah kelak tidak akan terjadi orangtua yang durhaka kepada anaknya.

Lalu saya, yang sekarang lagi ngetik ini sambil ditemenin Ali dan Umar yang lagi nonton video Upin Ipin di hape. Heuh
 Sumber foto : https://riewriew.files.wordpress.com

 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka." (QS Al-Baqarah 201)

Selasa, 17 September 2013

'Ali dan Pusar

Assalamualaykum...

hehehe...(apaa coba pake ketawa)..

hm...pernah ngalamin pusar bayi yang baru puput trus bau ga? saya pernah.. baru kali ini ngalamin kalo puput pusar bayi bisa bau. soalnya pengalaman waktu umar puput pusar dulu, gak bau.
awalnya, ali, anak kedua saya puput pusar sekitar 10 hari setelah lahir. lumayan cepet lah ya. pas puput pusarnya itu juga gak bau, tapi emang agak lembab dan sedikit berdarah. iyaa..berdarah. yaah, gak banyak tapi setiap saya lap dengan kain kasa pati ada darah yang nempel di kain kasa.

penasaran, akhirnya saya bawa ali ke dokter anak di rumah sakit tempat lahirannya. saat di cek oleh dokter, beliau bilang memang bau dan khawatir infeksi. lho...kok infeksi? padahal gak diapa-apain kok tuh puser, kenapa bisa infeksi? gak berapa lama, masih diruangan dokter anak, lalu sang dokter memberi resep antibiotik untuk diminumkan ke ali. kaget dong saya, masa bayi 10 hari mesti minum antibiotik. lalu, suami saya bilang, apa gak ada alternatif lain selain antibiotik. soalnya saya kan niat asi exlusif, tanpa tambahan apapun. kata dokter anak, ada sih salep buat dioles ke puser, tapi dokter juga gak yakin kalau salep itu ampuh untuk mengobati puser ali yang bau. dalam hati saya, apa separah itu ya pusernya ali sampe dikasih antibiotik untuk diminumkan segala?

setelah keluar ruangan dokter dengan membawa secarik kertas resep bertuliskan "AMOX (amoxilin), suami saya langsung googling cari-cari info tentang puser bayi yang bau.kesimpulan dari hasil googling, bahwa banyak orang tua yang juga mengalami kasus seperti saya. puser anak yang baru puput bau dan mengeluarkan bercak darah. lalu, penanganan para orang tua tersebut juga gak dikasih obat macam-macam, cuma rajin dibersihkan dan ditutup dengan kain kasa steril, juga harus diganti setiap kali bayi pipis. haaaah(nafas lega) alhamdulillaaah... akhirnya kami pulang tanpa menebus obat (sudah 2 kali ke dokter anak, dibekelin resep obat dan GAK DITEBUS) hehee

besokannya, akhrnya kami memutuskan untuk cari second opinion ke dokter di markas sehar. ketemulah kami dengan dr.arum. sungguh, melegakan sekaligus menyenangkan. dr.arum sangat menenangkan kami. bagaimana tidak..saat kami masuk ke ruangannya langsung disambut dengan senyum dan ucapan subhanallah saat melihat ali. kami ceritakan ihwal kedatangan kami. setelah dr.atum "mewawancarai" kami dengan pertanyaan-pertanyaan standar seputar ali, lalu dr.arum mulai memeriksa seluruh badan ali. so detaiiil..... :)
mulai dari perkembangan fisik sampai kemampuan-kemampuan awal bayi dijelaskan oleh dr.arum. daaan..yang paling melegakan tentu masalah puput pusar ali yang bau. dr.arum bilang bahwa bau dari pusar ali masih wajar, dan darah yang menempel juga masih wajar, yang paling penting tidak perlu dikasih antibiotik. pananganannya, harus sering dibersihkan. insya Allah dalam waktu 1 minggu akan hilang bau dan darahnya. bau pusar ali kemungkinan dikarenakan daerah yang lembab di sekitar pusar. saat itu dr.arum juga menyarankan kalau ali tidak harus selalu mandi 2 kali sehari (emang emaknya kerajinan sih..hehe). walaupun jarang dimandiin, bayi akan tetap harus kok, katanya..hehehee....

akhirnya, kali ini perasaan kami benar-benar lega dan tenang..lalu kami pun pulang tanpa obat satupun...hehe..bukannya kami anti obat ya, bukaaan..bener deh.. tapi kami yakin kok, obat akan bekerja dengan baik sesuai porsinya, alias tepat guna dan tepat sasaran...(piissss)

alhamdulillah..seminggu setelahnya pusar ali sudah bersih dari darah dan tidak bau lagi....:)

sekarang usia ali sudah memasuki 6 bulan..prepare for MPASI..yuk ntar sore ke markas sehat lagi...hehee



                                              gambar dari http://redboxmedicalplus.wordpress.com/

Kamis, 11 April 2013

Cuma mau bilang....

Ahlan wa sahlan yaa 'Ali.... :)

21 Maret 2013

Semoga menjadi anak sholeh, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, berbakti sama bapak ibu....

Sayaang 'Ali.... :)

Hamnah, antara Nursing Strike dan Gagal Tumbuh

Tiga bulan lalu, Hamnah tiba-tiba saja menolak untuk nenen. setiap kali saya tawarkan untuk nenen, dia selalu menjerit dan menangis. saya ...