Selasa, 10 Januari 2012

belajar mendidik

Di media massa, baik televisi, koran, internet, kayaknya lahi heboh nih kasus pencurian yang dilakukan oleh anak--anak ialah seseorang yang berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah--.  Kalau pencurian oleh orang dewasa mah udah biasaa banget, lha ini pencurian oleh anak-anak. mungkin juga bukan baru kai ini aja orang-orang pada heboh beritain kasus yang menimpa anak-anak. kalau kita inget-inget lagi, sekitar tahun 2007 (kalo gak salah,), pernah ada kasus Raju. Kisah anak SD yang berantem sama teman bermainnya, lalu berujung dilaporkannya Raju ke polisi oleh orang tua teman nya tersebut. Bayangin aje, anak SD dibawa ke kantor polisi, apa gak ngeri tuuh? Lalu, kasus anak yang mencuri pohon tantenya, anak yang mencuri uang seribu perak, semuanya berakhir di kantor polisi dan berujung di pengadilan.. PERTANYAANNYA..emangnya gak ada kasus yang lebih BESAR lagi sampe-sampe kasus seperti ini yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan malah diblow up ke media? Tanya Kenapaa???

well..emang gak ada ujungnya kalo terus-terusan bertanya KENAPA, dan nyalahin sistem pemerintahan yang  ini. terlalu banyak yang harus dikomentarin, tapi gak ada juga solusi yang pas. oke, katanya mau buat RUU peradilan anak. Lha, bukankah kita udah punya Undang-undang perlindungan Anak ya? hm..apa substansi materinya kali ya yang beda, tau deh..

kalo saya liat lagi (baru googling tentang UU peradilan anak), BAB pertama tercantum kewajiban orang tua. Ada kewajiban untuk pemenuhan kebutuhan anak, perlindungan anak, dan pemberian respect kepada anak. tapi, kalo mau mengomentari sedikit, mungkin bisa ditambah satu lagi, yaitu kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan dan contoh yang baik kepada anak. Bukan hanya pemenuhan hak anak secara material, kayak macam rumah yang layak, pakaian, sekolah, bla bla bla, tapi dimana kewajiban utama orang tua ialah sebagai pendidik. Bukan berarti saat orang tua sudah menyekolahkan anaknya ke sekolah bagus nan mahal, lalu terputuslah kewajiban orang tua sebagai pendidik utama. iya gak sih?

Enam bulan sekali, orang tua ngambil rapot anaknya ke sekolah. lalu orang tua bertanya ke gurunya,
"Pak/Bu, gimana anak saya?"

hm...ada yang ganjal gak sih dari kata-kata yang sering kita denger itu? seandainya guru tersebut menjawab,

"lho, bapak/ibu ini kan orang tuanya, harusnya lebih tau dan paham tentang anaknya dong"

masih banyaak lagi kalimat-kalimat janggal yang dilontarkan orang tua kepada guru di sekolah. Bukan mengeneralisir, tapi kebanyakan kan ya (pengalaman masa kecil, hehe)

Kemudian, kembali lagi ke kasus pencurian oleh anak-anak. Memang, anak-anak pada dasarnya gak bisa disalahkan sepenuhnya atas kesalahan mereka. kalo menurut teori psikologi, ada konsep yang namanya tabula rasa, yakni seorang anak itu lahir seperti kertas kosong, lingkungan luarnya lah yang akan "menggambar" kertas tersebut. mau gambarnya bagus atau jelek, ya tergantung yang menggambar. itu lah anak. lalu. ada juga Hadits Rasulullah sholallahu'alaihi wasallam, "Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw menjawab, Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).

Rasulullah sudah mengajarkan kepada para orang tua, melalui hadits di atas, bahwa salah satu hak anak adalah mendapat didikan yang baik tentang adab. Coba kita merujuk pada kasus pencurian. Menurut saya, pertama, seorang anak memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya, TAPI yang namanya pencurian ya tetep aja pencurian, tetap aja salah, baik dimata hukum apalagi dalam Islam. yang kedua, kewajiban orang tua lah yang mendidik dan mengajarkan adab-adab yang baik, apa yang boleh dilakukan, apa yang tidak  boleh. apa yang halal, apa yang haram. sehingga anak-anak tau bahwa yang namanya mencuri itu tidak baik.


2 komentar:

  1. kami dulu akrab dengan aladin yang mencuri dan pinokio yang berbohong.. terkadang kami juga bermain dengan cinderella yag suka pulang malam atau putr salju yang tinggal dengan tujuh pria asing..untuk tertawa pun kami suka untuk melihat pukul-pukulan ala si kucing tom dan bebuyutannya si jerry..batman yang ngebut di jalanan itu keren, popeye yang bertato dan merokok itu hebat..

    BalasHapus
  2. lalu, kami sangat tidak akrab dengan kisah Rasulullah yang sangat menyayangi Hasan dan Husein, cucunya, dan para sahabat Rasulullah, seperti Abu Hurairah radhiallahu 'anhu yang menyangai kucing

    BalasHapus

Hamnah, antara Nursing Strike dan Gagal Tumbuh

Tiga bulan lalu, Hamnah tiba-tiba saja menolak untuk nenen. setiap kali saya tawarkan untuk nenen, dia selalu menjerit dan menangis. saya ...