Kamis, 18 Desember 2014

Home, its a feeling

Bismillah...

Heu...mau mulai nulis lagi, kali ini agak melow kayaknya.
Gagal move on? Masa iya sih?
I'm counting down the days. Hari-hari belakangan ini dipenuhi kegiatan berbau packing. Yup, time to move. Pindahan bok! :(
Sedih gak sih kalo orang mau pindahan rumah? Lebay ya. Tapi emang gitu sih saya, melankolis.

Sampai usia saya saat ini, saya sudah mengalami 3 kali pindahan rumah. Yang pertama saat pindah dari tempat kelahiran saya di Ciledug ke rumah Pamulang yang sampai sekarang masih di tempatin oleh orangtua dan saudara saya.  Saya lahir di Ciledug dan tumbuh disana sampai usia saya 3 tahun. Yaa,,gak banyak sih kenangan yang nyangkut di otak saya. Beberapa kenangan yang masih bisa saya ingat memang kenangan-kenangan yang cukup berkenan buat saya. Misal, saya masih ingat kegiatan yang saya lakukan di Ciledug, yaitu saya ikut mama anter kakak saya ke TK. Saya main perosotan disana, atau kenangan saat saya jalan-jalan ke rumah tetangga sambil bawa dot susu dan bantal kesayangan. Selebihnya saya gak bisa mengingat kenangan apa lagi yang saya dapat disana. Kecuali saat saya lihat album foto dekil dirumah. Walaupun sudah berpuluh tahun pindah ke Pamulang, tapi Masya Allah, orangtua saya masih sesekali berkunjung kesana untuk silaturahim dengan tetangga-tetangga disana. Dan saat berkunjung, mereka gak bosan-bosan menceritakan kenangan-kenangan yang sama setiap kali bertemu.

Pindahan yang kedua yaitu saat saya akhirnya harus ikut kemana suami membawa saya, ciee. Pindahan dari Pamulang ke rumah Palapa, Pasar Minggu. Saat itu saya sering nangis dan melow, apalagi kalau bukan karena homesick. Tiap-tiap mama atau ayah saya telepon, abisannya saya suka sedih, trus mewek :(. Maklumlah anak rumahan yang gegara itu juga saya memilih untuk gak ngekos di Depok, karena gak mau jauh dari rumah. Jujur aja, rasanya gimana gitu saat akhirnya saya harus keluar dari rumah orangtua saya. Saya tumbuh dan bergaul dengan teman-teman yang asik. Banyak banget kenangan-kenangan yang masih keinget sampai sekarang. Masa kecil dan masa bermain saya ya di Pamulang. Kenalan sama anak-anak komplek, ngaji di masjid, maen bareng, dan berakhir di kegiatan karang taruna pas kita remaja. Masa sekolah saya juga dimulai di Pamulang. Mulai TK sampai kuliah ya di Pamulang.
Dulu, pernah ada isu-isu di rumah bahwa kita akan pindah dari rumah pamulang. Beuh, saya langsung sedih dan masuk kamar dan nulis ditembok kamar "rany gak mau pindah" hahaha noraklah pokoknya. Andai dinding-dinding dirumah tak bisu mungkin mereka akan mual karena ditulisin kata-kata norak macam gitu haha.
Dan sampai pada akhirnya saya menikah dan harus keluar ikut suami. Yaa..alhamdulillah walaupun sekarang gak tinggal di Pamulang lagi tapi saya masih menyempatkan waktu berkunjung atau menginap disana dan ketemu dengan teman-teman saya, walaupun sebentar yang pentingkan quality time nya haha.

Dan..yang saat ini harus saya hadapi lagi, pindahan yang ketiga. Pindah dari rumah Palapa ke Depok. Insya Allah gak lama lagi barang-barang packingan sudah bisa diangkut ke Depok. Saya rasa kalau perasaan ini juga dialami oleh setiap orang yang mau pindahan, ya kan. Menurut saya, saat kita pindah dari sebuah tempat ke tempat lain, seperti ada kenangan yang gak bisa ikut dibawa pindah. Mengamati setiap kamar yang selama empat tahun menjadi home buat saya dan harus saya tinggalkan, its weird, sedih. Disini rumah saya setelah saya menikah, lalu melahirkan dua bocah. Saat saya pertama kali menginjakkan kaki di jalan Palapa raya, saya amati setiap rumahdan berkata dalam hati, "yup..this is my future home.." dimana saya akan mengukir kenangan bersama keluarga baru saya. Disini kenangan-kenangan itu terukir. Juga, kenangan dengan Mama Tita - semoga Allah menyayanginya-. Tak jarang waktu siang saya habiskan bersamanya. Kita nonton TV sama-sama dan mengomentari berita yang gak penting, cuma buat ketawaan aja. Setiap sudut di ruang ini juga masih mengingatkan saya dengannya.
Dan, cuma di rumah Pamulang dan rumah Palapa saya baru merasakan bahwa banjir itu gak melulu datang dari luar rumah, tapi banjir juga bisa datang dari atas (baca : bocor). hahaa...dirumah Pamulang juga sama seperti itu, tetiba saat hujan deras air turun dari lantai atas dan byaaar aja gitu, dan saya cuma bisa bengong liat air segitu banyak, hahaha..

Yup..semoga ini gak berujung menjadi gagal move on ya. Kalau kata suami saya, "yaa..paling nangis-nangisan seminggu" hahhaa. Dan hari ini marmer sudah diangkut ke Depok, memang tinggal beberapa saat lagi. Gak terasa ya, its been 4 years, dan bersiap-siap menjadi warga Depok.
See you..

Palapa, 181214
http://www.smoothjazznetwork.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hamnah, antara Nursing Strike dan Gagal Tumbuh

Tiga bulan lalu, Hamnah tiba-tiba saja menolak untuk nenen. setiap kali saya tawarkan untuk nenen, dia selalu menjerit dan menangis. saya ...