Rabu, 30 November 2011

Menulis itu PERJUANGAN

Memulai itu memang sulit ya. Bagi saya iya banget. Sebagai mantan anak kuliahan, yang mana sebagian besar mata kuliahnya dulu isinya penelitian, ternyata tidak membuat saya 'berteman baik' dengan kerjaan yang namanya NULIS. But, actually, saya suka banget nulis puisi (backsound romantic)...
Waktu jamannya jadi mahasiswi, dalam seminggu itu paling nggak pasti ada satu makalah. Pastinya bukan makalah kayak waktu jaman SMA dulu, yang bikinnya sambil merem juga bisa (hehe, maksudnya ketiduran). Kalau kata dosen saya, "namanya juga makalah penelitian, jadi format penulisannya juga harus mengikuti aturan penulisan penelitian dong". Mulai dari cover, kata pengantar, daftar isi, sampe daftar pustaka harus pake format penelitian, beuh..gimana gak pinter coba. Dari dulu, kalau disuruh bikin makalah, bawaannya pengen nangis sambil nutup muka, karena MALAS..hehhe...untungnya dulu kerja kelompok, kalo gak kebagian nyari data, ya kebagian verbatim atau nge-print pake duit sendiri. mahasiswa, pikirannya efisien banget, alias ngirit.
Apalagi waktu ngerjain skripsi. Dosen pembimbing saya sampai beberapa kali mengoreksi kosa kata saya (bukan mengoreksi analisisnya gitu). Dosen pembimbing saya sering bilang kalo bahasa yang saya gunakan belum ilmiah, harus cari kosa kata lain yang menunjukkan bahwa ini adalah penelitian ilmiah. Wanita muda hamil tujuh bulan yang lagi galau mikirin kosa kata ilmiah. Alhasil, beberapa kali bimbingan isinya cuma mengoreksi tata bahasa saya..heeh. Bahkan, kejadian itu juga terjadi di saat-saat pengumpulan terakhir skripsi. Besoknya si skripsi ajaib itu harus dikumpulkan, saya masih harus revisi kosa kata, rasanya pengen bilang, "ampuuuuuun....". Gara-gara itu, saya harus pulang jam 9 malam dari kampus dan masih harus keliling nyari tukang print-an dan jilid yang mau ngejilid skripsi dalam waktu satu hari ditengah-tengah kondisi hamil setengah tua (sedih...). Gara-gara itu pula, saya kena kontraksi awal dan harus bedrest.
TAPI....alhamdulillah..itu semua sudah berakhir (menitikkan air mata bahagia).
Sekarang, setelah resmi menjadi nyonya besarnya Fajar, dan ibunya Umar, saya semakin kehilangan sense of writing (kayak punya ajah)!. Menulis itu beraaaaat banget, berasa ngegendong umar bulak-balik komplek, hehe...But, it's true, for me, writing is my enemy. Saya sampe bingung, kenapa saya jadi begini ya. Padahal banyaak banget sesuatu-sesuatu yang harus saya tulis biar gak lupa, tapi malah ujung-ujungnya gak tau mau nulis apa. Cuma bisa mantengin layar komputer sampe pusing. Perjalanan untuk menulis itu butuh waktu, ya butuh waktu. Mesti nunggu Umar terlelap tidur, harus memastikan bahwa saya sudah selesai beberes, dan sampai saat itu tiba, saya malah terlelap tidur disamping Umar dengan membawa mimpi pernyataan-pernyataan yang belum sempat saya tuliskan, lalu kemudian terlupa begitu saja. Dramatic!

Dan, sekali lagi, buat saya menulis itu adalah perjuangan!

2 komentar:

  1. Berarti, disitulah letak pahalaNya yang amat besar rhan. Karena kamu jadi belajar bagaimana melawan rasa malas, menata kembali waktu, dsb. Tapi, dinikmati saja. Menulis memang perjuangan, tapi bukan beban. Kalau masa-masanya saat ini adalah lebih banyak kamu jadi "ibunya umar", it's time, bukan? :) semua ada masanya, dan ketika tiba, akan menjadi yang terindah ^_^ rhan, mampir ke blog-ku yah ;) -Ifah

    BalasHapus
  2. assalamualaykum...
    iya ifaah..im enjoying my time banget deh... i live in my own...hehehhe eh kalo mau ganti themes gimana sih? hehehehe

    BalasHapus

Hamnah, antara Nursing Strike dan Gagal Tumbuh

Tiga bulan lalu, Hamnah tiba-tiba saja menolak untuk nenen. setiap kali saya tawarkan untuk nenen, dia selalu menjerit dan menangis. saya ...