Senin, 21 Januari 2019

Hamnah

Ini cerita tentang Hamnah...
Adzan magrib sudah bergema, waktu mwnunjukkan pukul 18.00. Hari itu tanggal 01 oktober 2018. Saya sudah berbaring di kasur, sembari menikmati sensasi mulas yang luar biasa. Baru saja dua menit lalu air ketuban pecah. Byaar, seperti balon yang meletus lalu mengeluarkan air. Basah.
“tahan dulu um, tahan dulu. ayo jalan ke kasur. jangan lahiran di sini.” seru bidan setengah panik karena melihat gelagat saya yang sudah mau ngeden :D
Tertatih, saya dibopong oleh bidan Via menuju kasur. Dan inilah saatnya. Saat-saat yang saya nantikan sejak 40 minggu lalu.



Hamnah lahir diusia kehamilan saya yang sudah lewat 40 minggu. Sejak usia 38 minggu saya sudah harap-harap cemas, galau, rungsing karena kepikiran kenapa saya belum mulas juga. Pengalaman lahiran ketiga abangnya, rata-rata maju dari due date nya. Umar lahir diusia 39 minggu, Isa lahir di 38 minggu, hanya Ali saya yang lahir tepat diusia 40 minggu pas dengan due date nya.
Kehamilan keempat ini banyak dramanya. Banyak emosinya yang sebenernya gak perlu ada, dan akhirnya berdampak sama anak-anak yang lainnya. Saya jadi lebih sering banget marah. Bukan cuma itu aja, bahkan berat bdan saya pun gak naik selama empat bulan. Berhenti diangka 57kg selama 4 bulan. Sampai bidannya tanya, “kenapa sih, emangnya masih mual, gak nafsu makan?”. Saya cuma nyengir aja.
Hamnah diperkirakan lahir tanggal 28 september 2018. Namun, ternyata saya belum mulas juga. Tanda-tanda kontraksi aja gak ada sama sekali. Flek aja gak keluar. Bingung gak? Saya cerita ke ibu-ibu tentang kehamilan yang kali ini, mereka bilang supaya saya gak stres dan gak usah kepikiran. Bahkan lucunya, temen saya ngomong gini, “udah tenang aja. kalo anak cewek tuh lama tau keluarnya soalnya dia mau dandan dulu (emoticon ngakak).”
Biar gak tambah drama, besokannya saya konsul ke dokter Prita di JIH. Alhamdulillah banet, saya senang kalo ketemu dokter Prita, beliau tuh nenangin, ngasih support, detail jelasin semua gerakan janin. sampai beliau jelasin kalau kondisi bayi masih dalam keadaan normal, baik air ketuban maupun detak jantungnya.
“Saya bisa lahiran normal kan dok?”
“yaa kita usahakan untuk normal.”
“trus kira-kira kapan saya bisa lahiran (pertanyaan yang aneh, mungkin dalam hati dokter prita dia pengen nyaut meneketehe)?”
“mungkin nanti malem bisa mules.” jawaban spontan yang beliau keluarkan tapi bikin hati saya gembira ria, yeeaay ntar malem mules!
Malam harinya ternyata saya gak mules juga, ampe besok harinya dan besokannya lagi. Tetep aja gak mules. Sampai akhirnya pada 30 oktober flek itu datang juga. diikuti dengan kontraksi yang gak teratur.
Besokannya, 01 oktober pukul 17.00, kontraksi sudah mulai teratur, mules udah mulai sakit, dan udah ada scene nangis-nangisan. Nah, ini dia yang saya tunggu.
Semua sudah siap, saya siap dan hamnah juga siap untuk keluar. Katanya, bayi itu jenius lho. Dia bisa nangkep sinyal-sinyal dari ibunya. Dia tau kapan harus keluar. dan yang harus saya lakukan ialah percaya sama hamnah. mungkin dia nunggu saat ibunya sudah siap dalam semuanya. Dan saat bayi lahir, ibunya dalam kondisi bahagia dan no drama.
Selamat datang ya Hamnah
Semoga Allah menjadikan kamu anak solihah
Semoga kamu bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang sekitar kamu ya
:)
semangat ya untuk semuanya. yang lagi banyak drama atau yang lagi adem ayem, nikmatin aja ya semuanya hahaha. ambil hikmahnya aja, kali aja biar bisa jadi manusia yang lebih sabar. semoga drama yang lagi kita hadapi saat ini bisa menjadikan diri kita manusia yang lebih baik, ya kan.
..........
Hamnah binti Fajar Muhammad
01.10.2018, 18.07
3,3kg - 47cm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hamnah, antara Nursing Strike dan Gagal Tumbuh

Tiga bulan lalu, Hamnah tiba-tiba saja menolak untuk nenen. setiap kali saya tawarkan untuk nenen, dia selalu menjerit dan menangis. saya ...