Jumat, 09 Desember 2011

Binahong, gak Bohong ngilangin sakit gigi..


Hem..mungkin gak banyak orang yang tau apa sih daun binahong, seperti apa bentuknya, dan apa khasiatnya.. jadi begini ceritanya..
Sehabis melahirkan Umar, sekitar usianya satu bulan, secara tiba-tiba saya diseranf sakit gigi yang tiada tara. Ngiluuu sengilu-ngilunya. Itu terjadi karena gigi saya ada yang bolong. Selama melahirkan, sudah sekitar dua gigi saya bolong dan patah. Tapi saya tidak berani menabal gigi karena alasan kehamilan. Sampai setelah melahirkan pun saya belum sempat mengunjungi dokter gigi juga..huff..
Alhasil itulah resiko yang saya terima, SAKIT GIGI. Kira-kira selama tiga hari saya harus menahan rasa nyeri tak tertahankan. Saya gak berani untuk minum obat-obatan, khawatir akan mempengaruhi ASI saya untuk Umar, ya jadi ditahan aja deh, sambil terus berdoa semoga sakit giginya cepet ilang..udah gak tahaan...
Waktu itu saya lagi nginep di rumah mama di Pamulang. Ada salah satu temen kakak saya yang menyuruh saya untuk menggunakan obat kumur. Tanpa pikir panjang, saya langsung bilang ke suami untuk dibelikan obat kumur. Saat itu suami saya tidak begitu yakin apa obat kumur bisa menyembuhkan sakit gigi. Akhirnya, setelah perdebatan yang alot, suami sayapun menyerah dan pergi ke minimarket untuk beli obat kumur. Langsung saya pake, dan menunggu hasilnya..
Di perjalanan pulang ke Pasar Minggu, kok sakit giginya gak ilang-ilang. Aah jangan-jangan emang bener kata suami saya kalo obat kumur gak bisa nyembuhin sakit gigi. Akhirnya saya tahan lagi sakit gigi yang belum juga rela pergi dari saya...
Besokkannya saya nyerah...akhirnya saya minum parasetamol. Sebelumnya, saya udah googling juga, katanya paracetamol aman diminum ibu hamil dan menyusui. Saya minumlah satu tablet paracetamol. Alhamdulillah bisa menghilangkan sedikit nyeri, tapi masih berasa sakitnya. Sampai-sampai, suhu badan saya meningkat dan meriang. Lebih parahnya lagi, gusi saya bengkan besaaar banget, dan jadi bahan olok-olok suami saya (sepertinya saat itu dia BAHAGIA sekali melihat pipi saya yang bengkak itu...). Gak sampe disitu, ibu mertua saya juga sampe kaget dan merasa terharu melihat pipi saya yang tiba-tiba menjadi “chubby..”
Seharian itu saya meriang...
Sampai akhirnya datanglah suami saya dengan membawa sebuah daun berbentuk imut-imut, dan yang baru saya tahu itu adalah daun binahong yang juga ternyata tumbuh di halaman pekarangan rumah. Alhamdulillah..
Daun binahong itu dipotong menjadi beberapa bagian kecil, dan dikulum di tempat gigi yang bolong. Lalu saya bawa tidur..
Sehari, dua hari..Alhamdulillah sedikit-demi sedikit rasa nyerinya hilang, walaupun masih suka muncul sesekali. Saya pakai binahong sampai beberapa hari, dan Alhamdulillah, Allah yang Maha Menyembuhkan, sakit gigi saya hilang dan bengkaknya juga berkurang..Subhanallah..
Melihat perkembangan yang signifikan itu, mertua saya teringat bahwa pernah ada tukang stroberry langganan yang datang ke rumah untuk minta daun binahong. Tukang stroberry itu bilang kalau daun binahong biasa dia pakai untuk menyembuhkan sakit giginya..
Alhamdulillah...terima kasih Ya Allah telah menciptakan berbagai macam tumbuhan dengan berbagai manfaat bagi manusia.
Allahu Akbar
J

Bentuknya kayak “love” ya.. :D

Senin, 05 Desember 2011

Maka, nikmat Tuhanmu yang manakan yang kau dustakan?

Usianya sekitar 25 tahunan. Ia seorang gadis yang terlihat tua di usianya yang masih tergolong muda. Ia terlihat lemah dan tak bergairah di saat gadis-gadis lain seusianya sedang berproduktif tinggi, bekerja, kuliah, atau mungkin menikah. Tapi tidak dengan dia. Gadis ini tidak seperti kebanyakan gadis biasanya. Ia tidak memiliki cacat tubuh. Sekilas, orang awam yang melihatnya mungkin menganggap gadis ini pemalas karena tidak mau bekerja. Aah..itu hanya pandangan mereka-mereka saja yang tidak paham, karena gangguan jiwa telah merubah hidupnya 360 derajat.
            Beberapa tahun yang lalu, ia adalah gadis yang bersemangat. Berasal dari keluarga yang pas-pasan dan tinggal di sebuah kampung kecil. Orangtuanya sudah lanjut usia tetapi masih bekerja walau hanya serabutan. Yaa..untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari. Walau berasal dari keluarga yang tergolong tidak mampu, tetapi tak memutuskan semangatnya untuk tetap bersekolah. Ia berhasil lulus dari sebuah SMK di kampungnya, dan ia pun tidak merasa cukup dengan title lulusan SMK saja. Lalu dengan berbekal semangat yang tinggi, ia melanjutkan pendidikannya di kursus komputer dan berhasil lulus dengan title D1.
            Seorang gadis kampung yang memiliki semangat tinggi untuk menjadi pintar. Sebenarnya apa yang membuat ia begitu “haus” akan pendidikan ditengah-tengah kondisi ekonomi keluarga yang tergolong kurang ? Pertanyaan itu dijawab dengan sederhana olehnya, “ingin punya kerjaan yang bagus, punya uang yang banyak, terus bisa ngebahagian orang tua….”
            Begitu sederhana, tujuannya hanya satu, ingin melihat orangtua nya bahagia dan terlepas dari belenggu kemiskinan yang menekan mereka selama ini. Namun, pada kenyatannya ternyata benar ungkapan yang mengatakan bahwa “ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri!”. Bahkan bukan hanya di ibukota saja yang kejam. Di daerah kampungnya pun begitu. Jaman sekarang siapa yang membutuhkan tenaga lulusan D1 ? Sedangkan ratusan bahkan jutaan sarjana menganggur ?
            Kenyataan pahit itu harus ditelan mentah-mentah. Gadis ini memiliki semangat dan keterampilan komputer, tetapi siapa yang membutuhkannya? Puluhan perusahaan dan kantor-kantor ia datangi untuk mencari apakah ada perusahaan yang masih membutuhkan lulusan D1. Selama satu tahun gadis ini terus berusaha menggantungkan harapan untuk bekerja di kantoran, sehingga mampu meningkatkan derajat keluarganya. Namun, mungkin menurutnya kesabaran manusia sudah sampai pada batas terakhir. Ia putus asa. Ia lelah terus menunggu dan menggantungkan harapan sedangkan harapan itu tak kunjung melirik pada kehidupannya. Ia menganggur. Keterampilan komputernya tidak ia gunakan. Ia tidak memiliki peralatan komputer canggih di rumahnya untuk mencari lowongan kerja melalui jasa internet.
            Akhirnya ia menyerah pada nasib. Ia menerima tawaran menjadi buruh pabrik di kota Batam. Yaa..buruh pabrik. Gadis lulusan kursus komputer yang memiliki keterampilan harus mengalah pada kenyataan dunia dan menerima jalan hidupnya bekerja pada sebuah pabrik di Kota Batam. Kota Batam begitu jauh dari kampung halamannya, Jawa. Tapi apa daya, ia butuh bekerja dan menghasilkan uang. Ia masih menyimpan rapih cita-cita mulianya untuk membahagiakan orangtua nya. Dengan berat hati, ia berjalan menuju Batam, menjadi buruh pabrik. Pekerjaan yang tidak pernah terbersit dipikirannya sama sekali semenjak ia lulus dari kursus komputer. Gedung perkantoran dengan ruangan ber-AC, berpakaian rapih, satu set perlengkapan komputer, dan gaji yang bagus kini hanya sebatas masa lalunya. Saat ini yang ia hadapi ialah gedung besar yang pengap dengan peralatan mesin besar yang berasap, dan tidak ada gaji yang besar.
            Di Batam ia tidak bertahan lama, hanya satu tahun. Cita-cita mulia yang masih disimpannya menjadi “hantu” baginya. Ia terus dihantui dengan harapan ingin membahagiakan orangtua, sedang jiwanya yang rapuh tidak kuat lagi menahan sesak. Ia mulai menghayal dan berimajinasi setinggi langit bahwa ia memiliki kehidupan yang baik. Ia berhayal menjadi orang kaya yang tinggal di sebuah apartemen di daerah Poris, Tangerang. Ia berkhayal memiliki teman-teman seperti Pangeran William dan Henry dari Inggris. Ia berkhayal menikah dengan pemain sepakbola keturunan Italia. Khayalan itu berubah menjadi “penyakit” tak tersembuhkan. Sedikit demi sedikit ia menunjukkan gejala-gejala aneh dan berbicara sendiri, sampai akhirnya ia dikembalikan ke kampung halamannya.
            Sekembalinya dikampung, ia tidak lagi memiliki pekerjaan. Hanya dirumah berteman dengan khayalannya yang sudah sampai Kerajaan Inggris tersebut. Keluarga dan para tetangga prihatin melihat keadaan gadis yang dulu mereka anggap bisa menjadi tulang punggung keluarga itu. Beberapa tetangga yang merasa kasihan pun membantu gadis ini dengan menawarkannya pekerjaan. Tentunya bukan pekerjaan yang berat, apalagi pekerjaan yang baik seperti di kantoran. Tetapi pekerjaan yang ditawarkan kepadanya ialah berkeliling jualan goreng-gorengan. Gadis ini pun menerima tawaran tersebut, mungkin saja dengan berjualan gorengan, cita-cita kecilnya dulu masih bisa terwujud. Tapi, lambat laun gangguan kejiwaannya menjadi teman setia hidupnya.
            Kini, setelah bertahun-tahun berlalu sejak ia lulus kursus komputer D1, gadis ini harus dirawat di panti untuk jangka waktu yang tidak bisa di tentukan. Di sini, ia tak bosan-bosan bercerita mengenai teman-teman khayalannya di negeri Inggris tersebut, dan suaminya yang tinggal di apartemen di daerah Poris, Tangerang. Setiap hari ia mengeluhkan ingin pulang kembali ke Poris bertemu dengan suami khayalannya.
            Siapa yang mampu mengira kehidupan gadis ini akan berubah. Harapan yang mulia dan tidak berjalan mulus dengan kenyataan membuat ia memilih berteman dengan khayalan dan imajinasi dan berujung pada rahabilitasi di panti. Apakah cita-cita mulia untuk membahagiakan orangtua nya kini masih tersimpan di hatinya ?
Wallahu’alam bishowab….

Alhamdulillah..nikmat sehat masih Kau limpahkan..Ya Robb


Kamis, 01 Desember 2011

I know, YOU're here!

...ini adalah pengalaman pribadi yang pernah terjadi pada saya sekitar dua tahun lalu...

Hmm..cuma ingin berbagi sebuah cerita lewat notes ini. Mungkin ini sebuah cerita yang klasik, banyak orang yang pernah mengalaminya. Namun, seingat saya, ini kali pertama saya merasakan sebuah getaran, atau entah bagaimana saya mendefinisikannya, yang jelas saya merasa ada sesuatu yang luar biasa kala itu.

Kini, saya baru tersadar bahwa ternyata Allah selalu "berkomunikasi" dengan makhlukNya dalam berbagai macam cara, bahkan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Allah selalu menjaga, memperhatikan, melindungi makhluknya tanpa pernah saya sadari. Dan kini, bertambah keyakinan saya, bahwa Allah selalu ada, untuk saya.

Saya menyebutnya sebagai pengalaman spiritual.

Minggu itu, seperti biasa dimulai dengan biasa-biasa saja. Perasaan saya hari itu pun sangat datar. Antara perasaan malas, sedih, bingung, marah, apapun yang saya rasakan hari itu seperti datar saja. Dan benar saja, hari masih pagi, mungkin jam 10.00 pagi di hari Minggu. Ada satu hal yang membuat saja BT tidak karuan. SMS dari seorang teman membuat perasaan saya berubah drastis menjadi kesal. Saya lantas mulai memaki diri sendiri dalam hati, "uuhh..kenpa sih? semua orang kayaknya belakangan ini aneh banget, bikin BT!", "kenapa sih cobaan dateng terus? masalah yang satu aja ga selesai2, eh dateng lagi masalah lain!". Pertanyaan atas kekesalan itu terus menghantui pikiran saya, seolah-olah menyalahkan Allah. Astagfirullah...

Memang pada kenyataannya, beberapa hari itu saya merasa "terbebani" dengan berbagai hal. Capek, bosan, kesal, semuanya campur jadi satu.

Minggu itu, memang jadwal latihan di kampus. Selesai latihan, saya segera pulang, karena perasaan memang sedang amburadul, saya hanya ingin pulang ke rumah. Satu-satunya tempat yang paling nyaman untuk saya. Dalam perjalanan pulang, saya terus memaki diri saya, menyalahkan keadaan, dan menyalahkan semua hal yang membuat perasaan saya menjadi tidak karuan saat itu. Tiba-tiba, di jalan hujan. Dan lengkaplah sudah penderitaan. Perasaan marah, sedih, capek, ditambah hujan, perfect!. Bergegas saya naik ojek menuju rumah. Hujan yang deras ditambah angin yang kencang membuat bulu kuduk saya merinding kedinginan. Untung saja masih ada abang ojek yang mau mengantar saya. Biasanya, kalau hujan seperti tiu, abang ojek tidak mau mengantar, takut jatuh.
Dengan sigap saya duduk, seraya abang ojek menawarkan jas hujan untuk saya pakai. Jalanan licin sekali, ditambah motor yang dikendarai abang ojek melaju kencang, dingiin. Jas hujan yang saya kenakan berterbangan tertiup angin. Karena takut jatuh, saya lepaskan jas hujan itu dan membiarkan saya kehujanan. Saat saya melepaskan jas hujan, tanpa sengaja mata saya tertuju pada helm yang dikenakan abang ojek. Saya terdiam, terbengong-bengong melihat helm abang ojek, karena ada sesuatu yang begitu aneh yang saya rasakan.

"Bersabar, dan Tidak Mengeluh". Sticker yang tertempel di punggung helm abang ojek yang membuat saya diam sesaat. Dengan rintik-rintik hujan, suasana yang begitu menghangatkan hati. Dan saya tidak menganggap ini semua sebuah kebetulan, karena semua yang terjadi ialah kehendakNya. Disaat suasana hati yang kacau, badan yang lelah, seolah-olah Ia sedang berbicara pada saya bahwa saya harus bersabar dan tidak mengeluh.

Dan memang benar....

Ia tak pernah terlelap...

Selalu berbicara dengan makhlukNya dalam berbagai cara..

Terima Kasih Ya Rabbi.....


(Saya hanya ingin men-share pengalaman spiritual yang saya alami. Saya sangat senang bila teman-teman juga ingin membagi pengalaman kalian dengan saya...
:D)

thanks for reading...

Wassalamualaikum....ga

Rabu, 30 November 2011

Menulis itu PERJUANGAN

Memulai itu memang sulit ya. Bagi saya iya banget. Sebagai mantan anak kuliahan, yang mana sebagian besar mata kuliahnya dulu isinya penelitian, ternyata tidak membuat saya 'berteman baik' dengan kerjaan yang namanya NULIS. But, actually, saya suka banget nulis puisi (backsound romantic)...
Waktu jamannya jadi mahasiswi, dalam seminggu itu paling nggak pasti ada satu makalah. Pastinya bukan makalah kayak waktu jaman SMA dulu, yang bikinnya sambil merem juga bisa (hehe, maksudnya ketiduran). Kalau kata dosen saya, "namanya juga makalah penelitian, jadi format penulisannya juga harus mengikuti aturan penulisan penelitian dong". Mulai dari cover, kata pengantar, daftar isi, sampe daftar pustaka harus pake format penelitian, beuh..gimana gak pinter coba. Dari dulu, kalau disuruh bikin makalah, bawaannya pengen nangis sambil nutup muka, karena MALAS..hehhe...untungnya dulu kerja kelompok, kalo gak kebagian nyari data, ya kebagian verbatim atau nge-print pake duit sendiri. mahasiswa, pikirannya efisien banget, alias ngirit.
Apalagi waktu ngerjain skripsi. Dosen pembimbing saya sampai beberapa kali mengoreksi kosa kata saya (bukan mengoreksi analisisnya gitu). Dosen pembimbing saya sering bilang kalo bahasa yang saya gunakan belum ilmiah, harus cari kosa kata lain yang menunjukkan bahwa ini adalah penelitian ilmiah. Wanita muda hamil tujuh bulan yang lagi galau mikirin kosa kata ilmiah. Alhasil, beberapa kali bimbingan isinya cuma mengoreksi tata bahasa saya..heeh. Bahkan, kejadian itu juga terjadi di saat-saat pengumpulan terakhir skripsi. Besoknya si skripsi ajaib itu harus dikumpulkan, saya masih harus revisi kosa kata, rasanya pengen bilang, "ampuuuuuun....". Gara-gara itu, saya harus pulang jam 9 malam dari kampus dan masih harus keliling nyari tukang print-an dan jilid yang mau ngejilid skripsi dalam waktu satu hari ditengah-tengah kondisi hamil setengah tua (sedih...). Gara-gara itu pula, saya kena kontraksi awal dan harus bedrest.
TAPI....alhamdulillah..itu semua sudah berakhir (menitikkan air mata bahagia).
Sekarang, setelah resmi menjadi nyonya besarnya Fajar, dan ibunya Umar, saya semakin kehilangan sense of writing (kayak punya ajah)!. Menulis itu beraaaaat banget, berasa ngegendong umar bulak-balik komplek, hehe...But, it's true, for me, writing is my enemy. Saya sampe bingung, kenapa saya jadi begini ya. Padahal banyaak banget sesuatu-sesuatu yang harus saya tulis biar gak lupa, tapi malah ujung-ujungnya gak tau mau nulis apa. Cuma bisa mantengin layar komputer sampe pusing. Perjalanan untuk menulis itu butuh waktu, ya butuh waktu. Mesti nunggu Umar terlelap tidur, harus memastikan bahwa saya sudah selesai beberes, dan sampai saat itu tiba, saya malah terlelap tidur disamping Umar dengan membawa mimpi pernyataan-pernyataan yang belum sempat saya tuliskan, lalu kemudian terlupa begitu saja. Dramatic!

Dan, sekali lagi, buat saya menulis itu adalah perjuangan!

Minggu, 20 November 2011

Saya, Ibunya 'Umar

Bangga...?
hehhehe... Alhamdulillah...
Baru sekarang nih sempet kepikiran lagi buat nulis, mumpung umar lagi bobo..

Sudah 3 bulan lebih 2 minggu (20/11) usia umar... ingin mengenang sejenak 3 bulan 2 minggu yang lalu (03/08). Perjalanan menakjubkan yang mengantarkan saya menjadi seorang ibu muda, dan suami saya sebagai bapak muda, Alhamdulillah.

01 Agustus 2011, saya dan suami pergi kontrol ke rumah sakit. Dokter bilang perkiraan melahirkan tanggal 08 Agustus, yah berarti kurang lebih seminggu lagi lah saya lahiran. insya Allah. Masuk ruangan dokter, seperti biasa saya di USG, alhamdulillah letak kepala bayi sudah berada di bawah pangkal paha, sudah dalam posisi yang sempurna untuk melahirkan normal. Denyut jantung, berat badan, volume air ketuban, alhamdulillah semuanya normal, masih cukup untuk melahirkan satu minggu lagi. Gak berapa lama kemudian, dokter prita bilang, "periksa dalem lagi ya". HAH....AGAIN??? Heeuh, periksa dalem itu sakiiiiiit bangeeet...tersiksa! Saat saya sedang ngerasain sakitnya, dokter prita cuma bilang, "ini mah belum seberapa, nanti pas melahirkan jauh lebih sakit. ini baru perkenalan aja." Dalam hati saya, ini dokter malah nakutin sih..sereem....

Akibat periksa dalem itu, alhasil kalo jalan saya jadi tambah aneh, karena sakit banget. Tapi, sehabis periksa di dokter, saya maksain suami untuk pergi ke Tamini Square buat beli perlengkapan persalinan nanti..hehe mumpung dianter suami sekalian jalan-jalan...

02 Agustus 2011, pagi itu saya bangun dengan perasaan yang biasa aja, belum mules atau apalah, wong katanya masih seminggu lagi, nyantai.. Berarti itu tandanya saya masih bisa nyuci baju yang numpuk. Oke, cuci baju lah saya. Gak lama kemudian, saya kebelet pipis (biasa, kalo orang hamil mah sering banget kebelet), pas di kamar mandi, lho kok ada flek? kaget, tapi biasa aja, karena saya gak ngerasain sakit apapun. Pikir saya, ah mungkin ini biasa tanda-tanda menjelang kelahiran. Saya telpon mama dan kasih tau mertua saya, mereka bilang kalo saya harus bedrest aja, khawatir kalo nanti nyuci fleknya malah makin banyak. Dan, baju cucian saya rendem begitu aja sampe bau, weeek...
Gak lupa, saya juga sms suami saya. Eh, gak disangka-sangka, suami saya malah pulang. Dia bilang kata salah satu guru disekolahnya kalo udah keluar flek gitu, tandanya udah mau lahiran, makanya dia disuruh pulang cepet-cepet..hehehe..padahal saya nya mah masih leha-leha, cengar-cengir...

Malemnya, supaya gak penasaran, saya, suami, ibu dan bapak mertua pergi ke rumah sakit dengan bawaan seabrek, karena mereka pikir saya udah langsung di rawat, padahal mulesnya juga belum sering dan belum sakit, cuma ngilu-ngilu dikit aja. Saya telpon ayah mama di rumah juga mereka pada heboh..haduuuh..

Sampe di rumah sakit, saya di periksa bidan.."hem..ini mah baru pembukan 1 bu, masih jauuh sekali kepala bayinya, paling juga seminggu lagi." Tuh kan bener, kita aja udah pada heboh siih..hehehe.. Akhirnya kita pulang dengan membawa barang-barang yang seabrek lagi, lumayan lah jalan-jalan malam..hehehe...

03 Agustus dini hari sekitar jam 02.00...
"aduuh, aduuuh..sakit..sakiit..hikss...." rintihan saya sambil memegangi perut. Rasa ngilu yang LUAR BIASA. Dalam hati saya berpikir apa ini ya rasanya mules, tapi kok sakit banget dan intervalnya sudah 5 menit sekali, kok bisa secepet ini?

Sekitar jam 04.00 saya masih merasakan sakit yang luar biasa, suami saya meminta untuk terus berdzikir guna melawan rasa sakit, walapun sakitnya kian menjadi. Orang-orang di rumah bersiap untuk sahur. Selesai sahur, suami saya menelpon rumah sakit untuk memberitahu kondisi saya. Namun, sikap dan jawaban bidan di luar dugaan yang membuat suami saya agak marah..beuuh tuh bidan belum pernah ngerasain sakitnya kali ya, masih sempet aja bikin marah...

Sebelum berangkat, saya sholat subuh sembari berbaring dan tanpa menghadap kiblat, rasa sakitnya membuat badan saya tidak bisa diajak bekerja sama untuk bergerak. Setelah selesai -dengan masih menggunakan mukena- saya dipapah untuk masuk ke dalam taxi. Di dalam taxi saya mencoba untu tidur sambil menangis. Rasanya mau deket mama...

Sesampainya di rumah sakit, saya masuk ke dalam ruang bersalin dan ternyata saya sudah pendarahan. Bidan mengatakan bahwa saya sudah pembukaan 3 (padahal semalem bidannya bilang lahirannya paling seminggu lagi, hehehe) dan harus dirawat. Ya iyyalah, ogah juga ya saya disuruh pulang lagi. Jam 06.00 saya masuk ruang bersalin ditemani suami saya. Karena rasa sakit yang menyakitkan, saya sampai berteriak keras saat rasa mulas itu datang. Suami saya mengingatkan untuk tetap berdzikir. Badan saya semuanya sudah sakit sekali. Disaat-saat seperti itu, kembali saya teringat mama. Bagaimana dulu mama melahirkan saya dengan kondisi saya yang saat itu sungsang. Pasti jauh lebih sakit dari ini. Terharu...

Kira-kira jam 07.00 terdengar suara "byaaar" dari perut saya. Masya Allah, ternyata air ketubannya pecah, dan lantai seketika basah. Bidannya bilang kalo air ketubannya sudah pecah, rasa mulasnya tidak akan terlalu sakit. Tapiiiii, plis deh, sakitnya makin jadi-jadi dengan interval kira-kira 1 menit. Jam 07.15 dokter prita datang dan melihat kondisi saya, "sudah pembukaan 7 ini ya." Dalam hati saya, subhanallah cepet sekali, dari pembukaan 3 ke pembukaan 7 dengan jarak 1 jam. Saya terus berteriak-teriak saat rasa mulasnya datang. Dokter prita mengingatkan saya untuk tidak berteriak karena dikhawatirkan saya akan kehilangan tenaga untuk melahirkan.

07.30, teriakan saya makin menjadi-jadi diiringi tangisan. Mungkin emang lebay, karena rasa sakitnya itu memang selebay itu kok, bener deh. Mungkin dokter prita kebrisikan suara teriakan saya kali ya, lalu dia menghampiri saya dan memeriksa, ternyata sudah pembukaan 9. Akhirnya dokter prita siap-siap dengan jubah operasinya yang ikin ngeri. Bidan menyiakan alat-alat operasi, yang berbunyi dentingan alumunium yang membuat saya berpikir kalau itu pasti suara gunting, heeuh.
"bu, kita mulai ya. Ini semua tergantung pada ibu, tergantung pada dorongan dan tenaga ibu, saya hanya membantu saja, kata dokter prita.
"bismillah..."tambah dokter


Setiap rasa mulasnya datang, saya langsung ngeden, sengeden-ngedennya, seperti itu jika rasa mulasnya datang.
"ayo bu, dorong..terus dorong..."dokter prita mencoba menyemangati saya yang sudah kelelahan...


Sekitar 5 menit berlalu, kepala bayi belum juga terlihat. Dokter prita meminta saya untuk mengedan lebih keras lagi dengan tenaga yang kuat. Tak berapa lama kemudian dokter bilang, "iya bu, iya, kepalanya udah terlihat, ayo dikit lagi..."


Dengan sisa tenaga yang saya punya, namun bayi juga belum terlihat. "Sreek"...saya dengar suara itu, ya suara gunting, untuk membuka jalan bayi lebih lebar. Rasa sakit digunting tidak terasa, terkalahkan dengan rasa mulas. Dan tak berapa lama...
"hek..hek.." suara tangisan bayi.. Suara anak saya.. Sedih...
Alhamdulillah, subhanallah..rasa sakitnya langsung hilang sekeita umar keluar dari perut.
 07.55 Umar lahir, bayi lumayan gede itu lahir dengan berat 3,3 kg, panjang 50 cm. Dokter prita langsung meletakkan umar di atas dada saya untuk IMD, rasanya hangaaaaat..kayak roti yang baru keluar dari panggangan. Subhanallah, 38 minggu kamu di dalam perut pasti rasanya hangat ya... Lucu banget saya umar belajar IMD dan berusaha mencari susu. Pengalaman yang luar biasa. Alhamdulillah


Dan kini, saya berhak menyandang title sebagai Ibunya 'Umar bin Fajar Muhammad...
:)

Selasa, 15 November 2011

baby blues

Bismillah..

Apa sih rasanya jadi ibu muda?
Sering saya mendapati teman-teman saya menanyakan hal itu pada saya. Saya sampe bingung kok mereka sering ya menanyakan hal itu, saya aja sampai gak sempet memikirkan apa rasanya jadi ibu muda.
Hm..yup..jawaban saya selalu sama dan klasik.
"Ya..ada enak ada nggak nya juga lah.. enaknya kalo lagi sepi bisa bercanda sama anak, kalo lagi kecapean terus liat senyum anak jadi ilang capeknya..ya nggak enaknya pastinya repotlah.." Pernyataan itu yang seriing banget saya lontarkan kalau ada temen-temen yang bertanya apa rasanya jadi ibu muda.
Kayak sekarang ini nih, saat Umar lagi bobo, saya bisa internetan :D

Tadi pagi smebari gendong Umar, saya nonton di salah satu chanel tivi, ya macam acara reality show gitu lah, hehe udah kayak emak-emak aja nih. Reality show itu membahas masalah sindrom baby blues yang sering dihadapi oleh ibu-ibu pasca melahirkan. Narasumbernya yaitu Dr. B*y*e, hehe udah tau lah siapa. Saya terus memerhatikan perbincangan mereka, lalu mereka menayangkan vt mengenai apa sih baby blues syndrome itu. Well, secara garis beras, baby blues syndrome itu terjadi pada ibu-ibu pasca melahirkan. baby blues syndrome biasanya seperti rasa sedih, menangis tanpa sebab, murung, membenci bayi, atau lebih parah nya lagi bisa menyebabkan sang ibu bunuh diri atau malah melukai anaknya, naudzubillah. Faktor penyebabnya yaitu karena kelelahan.
Semua ibu yang habis melahirkan pastinya setuju kalau yang namanya hamil, melahirkan , dan mengurus bayi itu suatu pekerjaan yang melelahkan. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa pekerjaan itu melelahkan sehingga saya membencinya. TIDAK. Saya rasa sangat wajar apabila kita merasa kelelahan, manusiawi sekali. Tapi jika kita pikirkan lagi bahwa dibalik segala keletihan dan kelelahan yang setiap ibu rasakan, Allah menyandingkannya dengan pahala Jihad fi sabilillah, diiming-imingi surga, Subhanalaah siapa yang gak mau?
Yap, balik lagi ke baby blues syndrome diamana faktor penyebabnya ialah keletihan sang ibu. Lalu, salah satu bintang tamu acara tersebut mengatakan bahwa kepada setiap suami yang memiliki seorang istri yang sedang hamil hendaknya ia memberikan dukungan kepada istrinya. Bukan hanya dukungan finansial lho, tapi dukungan secara moril justru lebih dibutuhkan. Saat wanita hamil, berat badannya akan naik 10 bahkan 20 kg, belum lagi rasa pegal dan nyeri, perubahan bentuk badan, tidak percaya diri, dan lain sebagainya. Tanpa disadari perubahan tersebut dapat berpengaruh secara psikologis kepada sang istri, itu jelas. Belum lagi persiapan menjelang kelahiran, lalu menyusui, dan pekerjaan lainnya. Dukungan sang suami sangat berarti banget, bukan hanya untuk menghindari baby blues syndrome, tetapi juga sebagai bentuk rasa kasih sayang dan kecintaannya pada istri yang sedang mengandung buah hati mereka. :)

Kamis, 03 November 2011

Fase oral Umar

Alhamdulillah udah tiga bulan aja ya Umar..gemes..

Makin hari makin banyak aja kelakuannya umar, mulai dari mulai ngoceh "akeng, enggeh" dan bahasa aneh lainnya sampe masukin tangan dan benda-benda disekelilingnya ke dalam mulut. Hehe..saya sih seneng banget kalo liat umar lagi ngoceh atau lagi ngemut tangan, lucu..pengen niru (lho).

Kemaren umar periksa ke dokter, kontrol bulanan aja, gaya banget deh. Alhamdulillah beratnya udah 6,3 kg (walaupun kurang dari target), dan panjangnya udah 65 cm. DI dalem ruang dokter itu, umar anteng banget dan sesekali berceloteh dengan dokternya. Lalu, tak berapa lama umar mulai memasukkan lagi jari-jari tangannya ke dalam mulut. Melihat kelakuan umar, dokter pun menjelaskan bahwa kegiatan mengemut jari jemari pada bayi bukan dikarenakan ia lapar atau haus sehingga harus disusui. Kondidi tersebut terjadi karena sang bayi sedang melewati tahap perkembangan awalnya, yakni fase oral (bahasanya tumben bagus ran :p).

Menurut Sigmund Freud, setiap bayi akan melewati tahap perkembangannya atau tahap psikoseksual yang nantinya akan membentuk kepribadian anak tersebut. Tahapan ini berlangsung sampai usia lima tahun atau golden age pada anak (pentingnya seorang ibu tetap ada dirumah ya). Berikut tahapan-tahapannya :

1. Fase oral, yakni sumber interaksi utama bayi terletak pada bagian mulut, sehingga bayi kerap menghisap benda-benda yang ada di dekatnya seperti jari atau mainannya. Dengan menghisap atau memasukkan benda ke dalam mulut, bayi akan merasakan kesenangannya.Fase ini juga yang sedang dijalani oleh umar, horee...
2. Fase anal, yakni dimana fokus kegiatan utama dari libido ialah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Pada tahap ini bayi atau seorang anak mampu mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Peran orang tua dalam mengajarkan toilet training akan menumbuhkan sifat kemandirian pada anak dan prestasi apabila anak mampu melewatinya.
3. Fase Phalic, yakni fokus utama dari libido ialah pada alat kelamin. Anak mulai mampu membedakan antara pria dan wanita. Menurut Freud, seorang anak juga menganggap bahwa ayah mereka adalah saingannya karena merebut kasih sayang ibunya (ciee). Pada tahap ini anak akan merasakan oedipus kompleks dimana muncul keinginan untuk menggantikan ayah, akan tetapi di sisi lain anak takut akan dihukum ayahnya akibat perasaan ini (dilema yaa)..:D
4. Fase Latent, yaitu dimana energi sosial tetap ada tetapi dialihkan pada kegiatan lain seperti kegiatan sekolah atau interaksi sosialnya. Tahap ini sangat penting bagi anak dalammengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan kepercayaan dirinya.
5. Fase Genital, yaitu adanya minat seksual pada lawan jenisnya (orang tua harus hati-hati nih, keep alert). Pada tahap ini anak juga belajar untuk memikirkan kondisi orang lain (makhluk sosial deh).

Waah..kalau ditelisik ternyata seru ya. Tahap psikoseksual ini dulu saya pelajari waktu kuliah, mata kuliah Kesejahteraan Anak. Subhanallah, sekarang saya yang sedang menjalaninya... :)

 Referensi :
http://belajarpsikologi.com/tahap-perkembangan-psikososial-menurut-sigmund-freud/

Ayah Pulang

Ramadhan, hari ke 21. Masjid Baitussalam, Pasar Minggu. 22.38 wib. . . Pena telah diangkat, tinta telah mengering. Sungguh, tiada daun yang ...